RENUNGAN HARI ARAFAH, Share Via FB


RENUNGAN HARI ARAFAH

HARI ini saudara-saudara kita sedang memenuhi padang Arafah dalam meniti tahap-tahap ibadah haji. Pelajaran apakah yang dapat dipetik dari pengalaman menunaikan haji? 

Prosesi ibadah haji diawali dari Miqat. 
Miqat artinya batas tempat dan waktu memulai haji.
Titik berangkat bertempat di Birr Ali atau Zulhulaifah. Di sini engkau berganti pakaian. Seluruhnya berwarna putih.Laki-laki hanya menggunakan dua helai kain yang dililitkan ke tubuhnya tanpa sedikit pun ada jahitan. Wanita sekujur tubuhnya tertutup rapat, kecuali muka dan telapak tangannya. Di sini engkau berniat Ihram, artinya kita siap mengharamkan yg menjadi larangan Ihram.
PAKAIAN sering menjadi perlambang KEANGKUHAN seseorang. Banyak orang mendemonstrasikan status sosial dengan mengenakan pakaian mahal, rancangan disainer berharga ratusan juta, dengan harga bahan yang tidak dapat dijangkau orang lain. Dengan pakaian Ihram keangkuhan itu dikubur dalam-dalam. Kita sama di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bedanya hanya pada ketaqwaan.

Sesampainya di Makkah, kita menuju pusat kiblat dunia bernama Ka'bah. Ka'bah laksana matahari sebagai pusat tata surya yang dikelilingi planet-planet. Engkau saksikan jutaan manusia mengelilinginya bak bintang-bintang yang beredar dalam orbitnya. Ka'bah melambangkan keabadian Allah, sedangkan manusia-manusia yang bergerak mengelilinginya melambangkan kefanaan ciptaan-Nya. Simbol bahwa posisi manusia akan berpindah dari alam satu ke alam lainnya, sedangkan Allah tetap dalam keabadian-Nya.

Selesai 7 kali thawaf, engkau menuju tempat Sai.
Sai adalah berjalan cepat antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sai artinya usaha/ikhtiar. Sai melambangkan bahwa manusia tidak boleh berdiam diri, ia harus gesit, cekatan, terus bergerak sampai kita mendapatkan capaian yang kita tuju.
Dalam hidup tidak ada yang tidak bisa dicapai kalau kita bergerak, berusaha, bekerja keras. Seekor burung terbang jauh di pagi hari dalam keadaan perut kosong tidak pernah ia pulang dengan perut kosong pula. Ia telah menjalankan sai, berusaha, berikhtiar untuk mempertahankan hidupnya. Itu pula yang dilakukan Siti Hajar ra ketika harus berlari-lari mencari seteguk air demi mempertahankan hidup sang putra tercintanya, Nabi Ismail a.s

Setelah putaran ketujuh, di bukit Marwah, guntinglah rambutmu, seberapa helai saja. Bercukur adalah simbol MEMBUANG pikiran-pikiran buruk yang ada dalam otakmu, otak mesum, pikiran serakah, gagasan jahat, pola pikir sesat, khayalan kotor, senang melihat penderitaan orang lain atau menderita melihat kesenangan orang lain. Lepaskanlah pakaian Ihrammu. Gunakan lagi pakaian yang biasa. Rasakan apa perbedaannya.

Ketika hari mulai menapaki 8 Zulhijjah, bersiap-siaplah engkau menuju padang Arafah. Engkau akan menjalani wukuf. Wukuf artinya berhenti. Setelah bergerak saat thawaf dan sai saatnya engkau kini berhenti sejenak. Hidup adalah gerak. Gerak akan berakhir dengan penghentian. Dan penghentian terakhir kita adalah kematian. Semua makhluk tidak satu pun yang mampu menghindarinya. Arafah adalah miniatur padang Mahsyar. Kita semua akan dikumpulkan di padang Mahsyar akhirat dan mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita.

Engkau punya mulut, tapi hari itu terkatup rapat, karena mulut adalah lubang tempat keluarnya kebohongan-kebohongan. Engkau punya mata saat itulah ia bersaksi, engkau punya telinga saat itu ia mengungkapkan pernyataannya. Engkau punya kaki di padang itu ia berterus terang kemana ia pernah melangkah, engkau punya tangan saat itulah ia terbuka mengeluarkan testimoninya.
Tangkaplah makna wukuf di Arafah sedalam-dalamnya sebagai refleksi bahwa engkau kelak akan memanen hasil perbuatanmu ketika menjalankan perananmu di panggung dunia. Perilaku buruk sekecil atom sekali pun pasti akan ada balasannya. Demikian sebaliknya dengan amal saleh.

Menangislah engkau di padang Arafah sejadi-jadinya untuk menyatakan pertobatan abadi dan kesiapan total untuk menjadi manusia mulia di hadapan Allah.
Usai haji pulanglah engkau ke tanah air membawa oleh-oleh berupa KEMULIAAN akhlak, KETINGGIAN martabat, KESUCIAN kalbu dan gelar haji MABRUR/MABRURAH. Lalu engkau bangkitkan negerimu menjadi NEGERI YANG BERSIH, SECI SESUCI HATIMU KETIKA MENANGIS DI PADANG ARAFAH.

dari Renungan Ustad Didin Saefuddin Buchori -

Post a Comment for "RENUNGAN HARI ARAFAH, Share Via FB"