Arek Malang Edan! itu basa walikan-nya, Besok pagi ada seminar Pengusaha
Tanpa Riba di Hotel Haris, gaya promosi cah Arema itu edan dan kewanen
plus pecicilan kemlinthi, kendel.. Wani thok Singo Edan tenan!! Saya
angkat tangan deh.. Ngeluss dodo.. Eh dada!
Syiarnya gak nanggung-nanggung, memasang baliho besar di
jalan-jalan yang membuat shock banyak orang, bahkan ditelpon intel..
Setelah dijelaskan bahwa itu hadist Nabi malah akhirnya pak intel ikut
join di Group WA Pengusaha Tanpa Riba, hehe..
Kata mas Ryan dan Mas Musa pentholan di sana, buanyak
pengusaha di Malang yang tersadarkan. Dan semua berazam untuk
membersihkan diri dari jeratan riba baik dalam usaha maupun kehidupan
pribadi.. Walaupun 1 baliho yang dianggap sensitif diturunkan tadi sore,
belum semua orang sanggup menerima.. Shock!
Kata mas Musa.. "Kami malah berharap banyak yang
tersinggung dan tersadarkan dengan baliho itu dan mau mencari tau apa
itu Riba.."
Edaan!
Selain itu..
Makin banyak kisah-kisah ajaib yang jadi testimoni, seperti sebuah
catatan ini dari pengusaha yang tobat riba, sayang untuk diliewatkan.
Selamat membaca dan men-share...
----------------------------
"...SETELAH SAYA TAUBAT RIBA, BISNIS SAYA MELESAT..!"
(RIBA = Rusak Iman Bisnis Ancur)
Mentor bisnis saya, yaitu Bapak Purdi E. Chandra, owner Primagama Group,
dulu sering menyelenggarakan seminar wirausaha dengan tema yang cukup
fenomenal dan kontroversial, yaitu:
⚡”CARA GILA JADI PENGUSAHA”⚡
Didalam seminar itu, salah satu yang beliau dorong dan
anjurkan adalah utang bank. Ada satu kata-kata yang masih saya ingat
betul dan saya yakini kebenarannya dulu, yakni “Hutang Itu Mulia”.
Gimana gak mulia, tiap bulan kita ngasih uang ke bank,
kasih angsuran dan bunga. Kan yang memberi lebih mulia dari pada yang
menerima. Hmmm, masuk akal menurut saya, waktu itu.
Tapi, pengalaman mengajarkan lain. Ternyata riba itu
menyengsarakan hidup saya, merendahkan saya di mata keluarga, dan
menghinakan saya dihadapan masyarakat.
Lebih dari 13 tahun saya terjerat riba, yang akhirnya saya
pun cabut dan komitmen untuk lepas dari riba. Diluar dugaan, tidak lama
kemudian, mentor bisnis saya Bapak Purdi E. Chandra ternyata juga
mendeklarasikan taubat riba, bisa dilihat videonya: https://www.youtube.com/watch? v=PS9SI20oKWM
Banyak pengusaha-pengusaha pemula yang masih bersikeras,
tanpa bank mereka tidak bisa berkembang. Tanpa bank, darimana mereka
mendapatkan modal.
Tanpa bank, bagaimana bisnis mereka bisa diselamatkan.
Kalau ingat mereka yang ngeyel2 ini, saya seperti bercermin
dan melihat diri saya sendiri beberapa tahun yang lalu. Tanpa bank,
gimana bisnis saya bisa berkembang, atau minimal masih bertahan.
Akhirnya, setelah saya taubat riba, justru yang terjadi,
bisnis saya melesat. Saya membangun proyek property yang pendanaanya
tidak dari bank dan skema kredit/KPR-nya juga tanpa bank.
Di bulan pertama jualan property, saya berhasil menjual 23
unit property yang menghasilkan profit Rp.3,5 Miliar, dan dalam setahun
aset property saya meningkat menjadi Rp.10 Miliar. Saat ini proses
pengembangan property lagi senilai Rp.40 Miliar. Dan semuanya, enaknya,
ga perlu ngemis-ngemis minta diutangin bank.
Guru saya Bapak Heppy Trenggono, terjebak utang Rp.63
Miliar. Begitu taubat riba, dan transaksi bisnis pertama tanpa riba
tanpa utang yang beliau bukukan adalah Rp.500 miliar, dan sekarang
perkebunan sawitnya yang diperoleh dengan tanpa riba mencapai aset Rp.6
Triliun rupiah dibawah bendera PT. Balimuda Group. Beliau mendirikan
IIBF (Indonesia Islamic Business Forum), merupakan wadah untuk
menggembleng ribuan pengusaha2 pejuang anti riba.
Sahabat saya Tanto Abdurrahman dari Yogyakarta, ketika
berumur 23 tahun sudah terlibat riba Rp.53 miliar. Begitu taubat riba,
sekarang beliau memiliki berbagai usaha seperti pertambangan, tambak,
percetakan, Biro haji Umroh, dll. Beliau sekarang juga mengelola 32
pondok pesantren tahfidz Qur’an dengan ribuan santri.
Ada lagi, mas Saptuari Sugiharto dari Jogja pemilik Kedai
Digital, Pemenang Wirausaha Muda Mandiri, pengusaha muda, penulis buku,
dan provokator bisnis yang sudah terkenal diseluruh Indonesia, juga
sekarang menjadi pejuang anti riba yang tidak kenal lelah.
Ada lagi Bapak SAMSUL ARIFIN SBC, seorang mantan CEO
perusahaan multinasional, melalui berbagai seminar wirausaha dengan
gerakan #PengusahaTanpaRiba berhasil menggebrak dan menyadarkan ribuan
pengusaha2 Indonesia untuk cabut dari riba selamanya.
Masih banyak orang-orang hebat yang sekarang menjadi pejuang-pejuang anti riba.
Masih ragu, bisnis tanpa utang bank itu bisa?
Masih memilih menggantungkan nasibmu pada utang bank?
Silakan, itu hak anda. Silakan nikmati saja hari-hari melihat kalender, menghitung hari jatuh tempo angsuran.
Mengingat ketika saya dibangkrutkan 12 kali karena riba,
saya sangat bersyukur sekali, ini tandanya Allah masih sayang kepada
saya. Dikasih waktu untuk sadar dan bertaubat. Mungkin kalau tidak
dibikin bangkrut, saya akan terlena hidup dari riba, dan mati menanggung
riba.
Jadi anda yang saat ini sedang bangkrut karena riba, lihat
sisi positifnya, anda sedang diselamatkan Allah, agar tidak semakin jauh
terjebak riba. Anda sedang dipanggil untuk mendekat kepadaNYA. Ingat,
ini cara Allah menyayangimu.
Anda yang usahanya lancar karena riba, silakan introspeksi
diri, didalam keharaman tapi bisnis anda dilancarkan. Apakah ini
tanda-tanda Allah sudah mengabaikanmu? Jangan-jangan Allah sudah tidak
mencintaimu?
Ingat sajalah Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala : “Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban)?” (QS. Qiyamah: 36)
Iya, semua ada pertanggung jawabannya. Jangan anda kira,
Allah akan lupa menghisab, menghitung dan memberikan balasan untuk
setiap rupiah uang riba yang kau makan beserta anak dan istrimu.
Jika peringatan ini telah sampai kepadamu dan kau memilih
untuk menolaknya, silakan saja. Tapi ingatlah ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kesombongan itu adalah menolak
kebenaran dan meremehkan manusia” (HR. Muslim)
Mungkin ada yang menolak dengan mengatakan:”Negara aja punya utang, ratusan juta orang juga punya utang!”
Ingatlah, banyak orang yang melakukan bukan menjadi dasar
bahwa hal tersebut adalah kebenaran. Ibarat seluruh manusia di dunia
melakukan riba, maka tidak akan menjadikan riba itu menjadi halal
untukmu.
Allah telah memperingatkan :
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am 116)
Jadi, silakan! Apakah anda akan mengikuti kebanyakan orang
yang setuju dengan sistem ribawi ? Ataukah anda memilih kembali ke jalan
yang Allah ridhai ?
Post a Comment for "KERA NGALAM NADE"