Tulisan ini hanya sekedar pengetahuan bagi warga Kota Bandung dan sekitarnya.
Beberapa gempa yang cukup besar di wilayah Indonesia membuat kita harus tetap waspada terhadap fenomena alam yang luar biasa ini.
Jangan lupa juga bahwa apa yang terjadi di bumi Indonesia saat ini tidak terlepas dari kehendak Allah SWT yang telah menetapkan takdir atas segala ciptaannya.
Prediksi apabila terjadi gempa dari sesar/patahan Lembang.
*_Kehancuran Total di Kota Bandung_*
Kawasan Kota Bandung yang dulu bekas danau purba berada pada titik paling rendah, yang kini lokasinya di Gedebage. Saat terjadi gempa, entah itu bersumber dari patahan Lembang, Cimandiri, Baribis, atau zona subduksi di Samudera Hindia, Gedebage bakal menerima goncangan lebih hebat ketimbang lokasi lain.
"Orang selalu beranggapan sesar Lembang hanya berimbas saja di Lembang. Dan menjadikan ancaman ini sebagai olokan. Ini tentu salah betul," ucap Ariska Rudyanto, Kepala Sub Bidang Analisis Seismologi Teknik BMKG kepada saya, September lalu.
Perambatan gelombang gempa sangat bergantung pada berat jenis dan struktur benda yang dilaluinya. Ibaratnya, kita menyimpan satu buku di atas balok kayu dan satu lagi di atas puding. Amplifikasi buku di atas puding tentu lebih besar ketimbang balok kayu yang materialnya lebih solid. Sebagai bekas danau purba, Kota Bandung memenuhi prasyarat ini.
Gempa seperti riak air, semakin jauh perambatan gelombang, kekuatan gempa semakin lemah. Jarak Kota Bandung hanya 3 kilometer dari jalur utama sesar. Ini cukup membuat aktivitas ibu kota Jawa Barat lumpuh bila terjadi gempa.
Dari hasil peta guncangan skenario BMKG mengenai daya rusak gempa Lembang, skalanya bisa mencapai VI dan VII. Namun, kata Ariska, peta BMKG ini tak bisa menggambarkan kondisi riil.
"Peta guncangan skenario yang dirilis BMKG memukul rata semua wilayah di Bandung, dengan ketinggian batuan yang sama. Itu masih analisis kasar," ucap Ariska.
Kondisi geologi permukaan wilayah di Kota Bandung bervariasi, dari endapan sangat lunak hingga batuan vulkanik keras. Menurutnya, penting untuk melihat karakterisasi geologi permukaan guna mengidentifikasi tingkat kerentanan penguatan gelombang gempa.
Riset dari peneliti Pusat Survei Geologi ESDM, Marjiyono—yang melakukan mikrotremor di 97 titik di Kota Bandung pada 2011—menunjukkan bahwa faktor penguatan di Kota Bandung berkisar antara 2,1 hingga 17. Di Kawasan Asia-Afrika, penguatan berkisar 4,1. Sementara di Gedebage menjadi paling tinggi: 16,5. Artinya, meski sama-sama terhantam guncangan gempa 6,8 skala Richter, efek goyangan gempa di Gedebage sebesar 16,5 kali lipat lebih besar ketimbang penduduk Lembang.
Seperti apa efek goyangan gempa 17 kali lipat itu? Jika diubah ke dalam skala Mercalli, kesimpulannya adalah getaran gempa termasuk kategori ekstrem; potensi kerusakan sangatlah berat.
Ahli bumi yang meneliti Danau Bandung Purba, T. Bachtiar, membenarkan ancaman di Kawasan Gedebage.
"Titik terdalamnya dari gerbang Tol Buah Batu, memanjang terus ke timur sepanjang Jalan Soekarno-Hatta dan Tol Purbaleunyi. Di sana, ketebalan endapannya tinggi sekali," kata Bachtiar.
Namun, ancaman gempa Lembang tidak semata di Gedebage. Dengan skala Mercalli X - XI, beberapa wilayah lain terkena guncangan hebat. Daerah-daerah ini adalah Turangga, Lengkong, Babakan Surabaya, Cijagra, Pasir Luyu, Margacinta, Cisaranten Kulon, hingga sebelah selatan Ujung Berung, Cipadung, dan Cibiru. Menurut prediksi Bachtiar, korban akan lebih banyak di Cibiru.
"Cibiru itu selain dangkal juga padat," katanya.
Seperti apa skala Mercalli X-XI?
Gambaran mudahnya: rangka rumah Anda lepas dari pondasi, tanah terbelah, rel melengkung, tanah longsor pada tiap-tiap sungai, dan tanah longsor pada tanah-tanah yang curam.
Segelintir bangunan berdiri. Jembatan rusak. Pipa nyaris tak bisa berfungsi.
Gempa Lembang juga berpotensi longsor di kawasan Dago atas, Pasir Wangi, dan Sisurupan. Kebakaran besar bakal merembet di kawasan padat penduduk seperti Cicadas, Coblong, atau Taman Sari. Jembatan Pasupati bakal kerusakan parah—atau mungkin terbelah.
Kajian terbaru dari ITB memprediksi, jika patahan Lembang bergerak aktif, potensi kerugian ekonomi dari kerusakan bangunan bisa mencapai Rp51 triliun. Angka ini lebih besar ketimbang kerugian gempa Aceh 2004 yang ditaksir Rp48,6 triliun.
Hasil hitung-hitungan kasar: ada sekitar 2,5 juta rumah warga terkena dampak gempa, dengan rincian 1 juta unit rusak kecil, 1 juta rusak sedang, dan 500 ribu rusak total alias ambruk.
Pendeknya: sebuah kengerian.
"Imbas dari gempa Lembang mungkin terasa sampai Jakarta dan sekitarnya, tapi efeknya tidak separah seperti di Bandung," ujar Irwan Meilano, pakar gempa ITB.
Post a Comment for "Waspadalah! Ini Prediksi Apabila Terjadi Gempa Dari Patahan Lembang"